Skip to main content

Posts

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu
Recent posts

Ini Medan Bung!

Tidak terasa, sudah seminggu berada di medan. Semuanya terasa seperti mimpi, ketika melihat nama jalan atau papan nama sebuah instansi tertulis...Propinsi Sumatra Utara. Sebenarnya perpindahan ini sudah diriku perkirakan, mengingat ditempat yang lama sudah 2 tahun. Jadi wajar saja dipindahkan, mengutip pesan bos besar : Untuk tetap menjaga gairah bekerja dengan antusiasme tinggi agar tetap terjaga kualitas dan kinerja selayaknya seorang pejabat. Untuk semuanya, baik yang rotasi ataupun yang promosi, kalian akan menempati tempat kerja baru, teman baru, dan tantangan baru. Jangan jadi pegawai yang average, yang hanya bekerja biasa-biasa saja. Atau wejangan dari Ibu bos : Jangan pernah merasa nyaman karena ditempatkan di Jakarta, kalau hidup ini datar-datar saja, maka tidak akan membuat bersemangat. Ya itulah mungkin pertimbangan diriku dimutasikan ke medan, beberapa temanpun menyatakan mereka kaget, kok bisa??? Udahlah alasan kenapa diriku dipindah biarlah hanya Kabag Ke

DAN GORENGAN (pun) HARGANYA NAIK

Di awal tahun sebuah usulan dari Kerajaan Kebon Sirih cukup mencenangkan “Kenaikan gaji pegawai BI” dengan alasan yang rasional dan masuk akal menyesuaikan dengan laju inflasi. Tak berselang minggu penguasa Istana Medan Merdeka pun mengeluh tentang gajinya yang telah 7 tahun tidak mengalami kenaikan. Sudah sewajarnya lah sebuah prestasi diganjar dengan hadiah ataupun imbalan yang setimpal, bahkan sudah menjadi keharusan. Hal ini sebagai rasa terima kasih atau penghargaan atas apa yang telah diraih. Tadi sore saya beli gorengan di depan komplek, ternyata harganya naik. Sekarang Rp.600,- satunya pak. Oh..gitu sahutku pendek, padahal baru minggu kemarin beli gorengan dan waktu itu jatah cabai rawit sebagai bonus pembelian telah dikurangi, sekarang harga gorengan naik cabai rawitnya pun tak bertambah. Sesaat aku termenung mungkinkah ada kaitan dengan rencana kenaikan gaji dari Kerajaan Kebon Sirih dan Istana Medan Merdeka? Bank Indonesia selaku pengawas dan kontrol atas moneter bukankah sa

pemuda

Sesuatu yang nyata dan jelas: penjajahan dan penindasan dirasakan benar oleh para pemuda dan pemudi saat mencetuskan Sumpah Pemuda. Keyakinan dan kekuatan untuk memerangi bersama memperkokoh pondasi untuk bersatu. Waktu pun terus bergulir, tercatat peran pemuda-dan pemudi selalu mewarnai perjalanan Negara Republik tercinta. Semoga pergerakan pemuda saat ini murni memperjuangkan aspirasi dan kepedulian kepada rakyat dan bukanlah topeng yang dilambari untuk tujuan keuntungan pribadi. Mari bangkit bersama dengan semangat yang sama dengan para jong dimasa lalu.

Good Governance is Very GooD

Bukan sekedar slogan, saya sudah merasakannya sendiri. Dikarenakan mulai senin depan saya akan mengikuti International short course di negeri tetangga. Wah sudah pasti dong banyak surat yang harus diurus. Meskipun pemberitahuan sudah diinformasikan jauh-jauh hari sebelumnya, tapi karena kesibukan dan kebiasaan jelek kalo bisa besok kenapa harus sekarang ( …jangan diikiuti!!! ) maka saya baru mengurusnya seminggu sebelum keberangkatan. Mulai dari surat tugas, izin dari Setneg, sampai exit permit dari Deplu. Untunglah (wong jowo untung terus!) hari ini selesai semua dan senin aku akan dinegeri orang selama sebulan penuh. Dalam short course tersebut pihak penyelenggara mensyaratkan kepada setiap peserta agar membawa dokumen berupa film mengenai negara asal peserta. Sempet bingung juga mencari material ini, setelah tanya ama mbah google dan unduh sana-sini tapi hasilnya masih kurang. Seorang teman menyarankan mas kenapa gak coba ke menbudpar aja pasti disana ada. Mengikuti saran

Bang Thoyib

Wah setelah lama gak ngeblog, ternyata kangen juga! Maklum sekarang pura-pura sibuk. Bulan Juli-Agustus selama 3 minggu dikirim ke Nanggro Aceh Darussalam,kemudian Ramadhan kemarin, sampai tgl 26 september harus gantiin bos "berpusing ke Brunei,Malaysia dan Philipina. Dan sekarang sampai tgl 1 Oktober kembali dikirim selama 3 minggu ke celebes island . Puih cape banget deh, terbayang berapa banyak laporan yang akan dibuat. Ya meski ada enaknya juga jalan-jalan ke tempat yang baru buat nambah pengalaman. Selama di Aceh saya banyak berada di Unsyiah, kemudian di negri tetangga berkutat sekitar perwakilan baik KBRI maupun KJRI, dan sulawesi bermarkas di Polres. Sampe -sampe di tempat kerja dah dapat julukan baru "bang thoyib".

BPKP: Penyimpangan mencapai Rp.6 triliun

Berita tersebut ada di harian Kontan edisi Senin 30 Juni 2008, dengan judul Pengelolaan Kemayoran dan Gelora Menyimpang. Hasil temuan BPKP seperti yang ditulis dalam harian kontan tersebut membuat saya bertanya? Pada alinea pertama:.... Ini terlihat dari hasil sementara audit Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP). Audit BPKP menemukan ada pengelolaan aset senilai Rp.6 Triliun yang tidak benar. Pertanyaan: Apakah tugas BPKP pada Badan Pengelola Kawasan kemayoran (BPKK) dan Badan pengelola Gelora Bung Karno (GBKK)? inventarisasi aset Barang Milik Negara (BMN) atau mengaudit BPKK dan GBKK? Pada alinea kedua:..., BPKP menemukan ternyata banyak fisik aset di kawasan Kemayoran dan Gelora Bung Karno tidak ada . Pertanyaan: Sudahkah dicek secara seksama langsung ke lapangan? mungkinkah data yang digunakan salah atau tidak up to date ? Pada alinea kelima: ..., BPKP telah mengetahui nilai total di Kawasan Kemayoran dan Gelora Bung Karno. Pertanyaan: Dari mana nilai aset tersebut? Sebagai l